Jumat, 30 November 2018

perkembangan rupiah terhadap dollar


Perang dagang yang mulai mengganggu kestabilan ekonomi global menjadi musuh utama penguatan rupiah.

Mengutip Bloomberg di pasar spot, Senin (3/9) rupiah tercatat ditutup melemah 0,71% ke Rp 14.815 per dollar AS.

Analis Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yasyi mengatakan rupiah hingga kini terus melemah karena pelaku pasar khawatir dengan perang dagang yang sudah mengganggu kestabilan ekonomi global.

Lihat saja, mata uang Argentina, yakni peso dan mata uang Turki, yakni lira juga turut melemah. "Dua negara ini jadi acuan bahwa perekonomian global sudah mulai goyang," kata Dini, Senin (3/9).


Apalagi, kondisi perekonomian China juga terus tunjukkkan pelemahan. Salah satu data ekonomi China, yakni data laju investasi anjlok ke rekor terendah hingga Juli 2018. Sementara, pertumbuhan penjualan ritel juga melambat.

Perekonomian China juga makin tertekan dengan adanya rencana Presiden AS, Donald Trump yang akan mengenakan tarif baru antara 10%-20% terhadap US$ 200 miliar produk impor China.

"Ancaman bertambah dengan adanya kenaikan tarif impor AS ke China, sekarang saja perekonomian China sudah melemah apalagi nanti setelah ada tarif impor tambahan," kata Dini.

Pengaruh sentimen global itulah yang membuat pelaku pasar khawatir dan cenderung melindungi aset investasi mereka dengan mengoleksi dollar AS dan emas sebagai aset safe haven.

Pelemahan rupiah nyatanya tidak hanya terjadi terhadap dollar AS melainkan beberapa mata uang asia. Misalnya, Rabu (29/8) kurs dollar Singapura mencapai Rp 10.738 per dollar Singapura. Ini merupakan rekor tertinggi sepanjang masa kurs mata uang Singapura terhadap rupiah.

Dini mengatakan ketidakstabilan ekonomi global masih menjadi penyebab rupiah jadi kurang diminati pelaku pasar.

"Investor cenderung meninggalkan aset berisiko dan berdampak ke rupiah yang tidak selikuid mata uang asia lain," kata Dini. Menjadi riskan memang bila investor mengendap di mata uang negara berkembang yang sangat sensitif pada sentimen pasar, seperti rupiah. Bahkan rilis data ekonomi yang positif pun belum berpengaruh besar pada penguatan rupiah. Hal tersebut membuat investor menjauhi rupiah. Padahal, data ekonomi Indonesia cukup stabil bahkan di Agustus 2018 terjadi deflasi 0,05%.

Dini berpandangan, sentimen dalam negeri meski data ekonomi stabil, tetapi pemerintah tampaknya belum ada upaya tambahan dalam menghadapi ketidakstabilan perekonomian global yang bisa mempengaruhi nilai tukar rupiah.

"Belum ada intervensi dan upaya tambahan dari pemerintah, ya belum bisa menaikkan minat investor balik ke aset rupiah," kata Dini.

Namun, Dini berpandangan rupiah saat ini belum underpriced. Potensi terjadinya koreksi dan penguatan rupiah masih ada secara terbatas. Jika dilihat secara teknikal rupiah bisa menguat karena saat ini sudah capai level terendahnya.

Untuk jangka pendek, Dini memproyeksikan rupiah masih akan melemah di rentang Rp 14.780 per dollar AS hingga Rp 14.825 per dollar AS.

Sementara, untuk jangka menengah hingga akhir tahun, Dini memproyeksikan pergerakan rupiah cenderung sideways karena pelaku pasar wait and see merespon kenaikan suku bunga The Fed. Jangka menengah, Dini memproyeksikan rupiah berada direntang Rp 14.725 per dollar AS hingga Rp 14.870 per dollar AS.

Sedangkan, untuk jangka panjang Dini berharap ada tindakan priced in setelah suku bunga The Fed naik di akhir tahun, sehingga rupiah berpeluang naik. Jangka panjang, Dini proyeksikan rupiah berada direntang Rp 14.600 per dollar AS hingga Rp 14.900 per dollar AS.

perkembangan rupiah terhadap dollar


Perang dagang yang mulai mengganggu kestabilan ekonomi global menjadi musuh utama penguatan rupiah.

Mengutip Bloomberg di pasar spot, Senin (3/9) rupiah tercatat ditutup melemah 0,71% ke Rp 14.815 per dollar AS.

Analis Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yasyi mengatakan rupiah hingga kini terus melemah karena pelaku pasar khawatir dengan perang dagang yang sudah mengganggu kestabilan ekonomi global.

Lihat saja, mata uang Argentina, yakni peso dan mata uang Turki, yakni lira juga turut melemah. "Dua negara ini jadi acuan bahwa perekonomian global sudah mulai goyang," kata Dini, Senin (3/9).


Apalagi, kondisi perekonomian China juga terus tunjukkkan pelemahan. Salah satu data ekonomi China, yakni data laju investasi anjlok ke rekor terendah hingga Juli 2018. Sementara, pertumbuhan penjualan ritel juga melambat.

Perekonomian China juga makin tertekan dengan adanya rencana Presiden AS, Donald Trump yang akan mengenakan tarif baru antara 10%-20% terhadap US$ 200 miliar produk impor China.

"Ancaman bertambah dengan adanya kenaikan tarif impor AS ke China, sekarang saja perekonomian China sudah melemah apalagi nanti setelah ada tarif impor tambahan," kata Dini.

Pengaruh sentimen global itulah yang membuat pelaku pasar khawatir dan cenderung melindungi aset investasi mereka dengan mengoleksi dollar AS dan emas sebagai aset safe haven.

Pelemahan rupiah nyatanya tidak hanya terjadi terhadap dollar AS melainkan beberapa mata uang asia. Misalnya, Rabu (29/8) kurs dollar Singapura mencapai Rp 10.738 per dollar Singapura. Ini merupakan rekor tertinggi sepanjang masa kurs mata uang Singapura terhadap rupiah.

Dini mengatakan ketidakstabilan ekonomi global masih menjadi penyebab rupiah jadi kurang diminati pelaku pasar.

"Investor cenderung meninggalkan aset berisiko dan berdampak ke rupiah yang tidak selikuid mata uang asia lain," kata Dini. Menjadi riskan memang bila investor mengendap di mata uang negara berkembang yang sangat sensitif pada sentimen pasar, seperti rupiah. Bahkan rilis data ekonomi yang positif pun belum berpengaruh besar pada penguatan rupiah. Hal tersebut membuat investor menjauhi rupiah. Padahal, data ekonomi Indonesia cukup stabil bahkan di Agustus 2018 terjadi deflasi 0,05%.

Dini berpandangan, sentimen dalam negeri meski data ekonomi stabil, tetapi pemerintah tampaknya belum ada upaya tambahan dalam menghadapi ketidakstabilan perekonomian global yang bisa mempengaruhi nilai tukar rupiah.

"Belum ada intervensi dan upaya tambahan dari pemerintah, ya belum bisa menaikkan minat investor balik ke aset rupiah," kata Dini.

Namun, Dini berpandangan rupiah saat ini belum underpriced. Potensi terjadinya koreksi dan penguatan rupiah masih ada secara terbatas. Jika dilihat secara teknikal rupiah bisa menguat karena saat ini sudah capai level terendahnya.

Untuk jangka pendek, Dini memproyeksikan rupiah masih akan melemah di rentang Rp 14.780 per dollar AS hingga Rp 14.825 per dollar AS.

Sementara, untuk jangka menengah hingga akhir tahun, Dini memproyeksikan pergerakan rupiah cenderung sideways karena pelaku pasar wait and see merespon kenaikan suku bunga The Fed. Jangka menengah, Dini memproyeksikan rupiah berada direntang Rp 14.725 per dollar AS hingga Rp 14.870 per dollar AS.

Sedangkan, untuk jangka panjang Dini berharap ada tindakan priced in setelah suku bunga The Fed naik di akhir tahun, sehingga rupiah berpeluang naik. Jangka panjang, Dini proyeksikan rupiah berada direntang Rp 14.600 per dollar AS hingga Rp 14.900 per dollar AS.

perkembangan rupiah terhadap dollar


Perang dagang yang mulai mengganggu kestabilan ekonomi global menjadi musuh utama penguatan rupiah.

Mengutip Bloomberg di pasar spot, Senin (3/9) rupiah tercatat ditutup melemah 0,71% ke Rp 14.815 per dollar AS.

Analis Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yasyi mengatakan rupiah hingga kini terus melemah karena pelaku pasar khawatir dengan perang dagang yang sudah mengganggu kestabilan ekonomi global.

Lihat saja, mata uang Argentina, yakni peso dan mata uang Turki, yakni lira juga turut melemah. "Dua negara ini jadi acuan bahwa perekonomian global sudah mulai goyang," kata Dini, Senin (3/9).


Apalagi, kondisi perekonomian China juga terus tunjukkkan pelemahan. Salah satu data ekonomi China, yakni data laju investasi anjlok ke rekor terendah hingga Juli 2018. Sementara, pertumbuhan penjualan ritel juga melambat.

Perekonomian China juga makin tertekan dengan adanya rencana Presiden AS, Donald Trump yang akan mengenakan tarif baru antara 10%-20% terhadap US$ 200 miliar produk impor China.

"Ancaman bertambah dengan adanya kenaikan tarif impor AS ke China, sekarang saja perekonomian China sudah melemah apalagi nanti setelah ada tarif impor tambahan," kata Dini.

Pengaruh sentimen global itulah yang membuat pelaku pasar khawatir dan cenderung melindungi aset investasi mereka dengan mengoleksi dollar AS dan emas sebagai aset safe haven.

Pelemahan rupiah nyatanya tidak hanya terjadi terhadap dollar AS melainkan beberapa mata uang asia. Misalnya, Rabu (29/8) kurs dollar Singapura mencapai Rp 10.738 per dollar Singapura. Ini merupakan rekor tertinggi sepanjang masa kurs mata uang Singapura terhadap rupiah.

Dini mengatakan ketidakstabilan ekonomi global masih menjadi penyebab rupiah jadi kurang diminati pelaku pasar.

"Investor cenderung meninggalkan aset berisiko dan berdampak ke rupiah yang tidak selikuid mata uang asia lain," kata Dini. Menjadi riskan memang bila investor mengendap di mata uang negara berkembang yang sangat sensitif pada sentimen pasar, seperti rupiah. Bahkan rilis data ekonomi yang positif pun belum berpengaruh besar pada penguatan rupiah. Hal tersebut membuat investor menjauhi rupiah. Padahal, data ekonomi Indonesia cukup stabil bahkan di Agustus 2018 terjadi deflasi 0,05%.

Dini berpandangan, sentimen dalam negeri meski data ekonomi stabil, tetapi pemerintah tampaknya belum ada upaya tambahan dalam menghadapi ketidakstabilan perekonomian global yang bisa mempengaruhi nilai tukar rupiah.

"Belum ada intervensi dan upaya tambahan dari pemerintah, ya belum bisa menaikkan minat investor balik ke aset rupiah," kata Dini.

Namun, Dini berpandangan rupiah saat ini belum underpriced. Potensi terjadinya koreksi dan penguatan rupiah masih ada secara terbatas. Jika dilihat secara teknikal rupiah bisa menguat karena saat ini sudah capai level terendahnya.

Untuk jangka pendek, Dini memproyeksikan rupiah masih akan melemah di rentang Rp 14.780 per dollar AS hingga Rp 14.825 per dollar AS.

Sementara, untuk jangka menengah hingga akhir tahun, Dini memproyeksikan pergerakan rupiah cenderung sideways karena pelaku pasar wait and see merespon kenaikan suku bunga The Fed. Jangka menengah, Dini memproyeksikan rupiah berada direntang Rp 14.725 per dollar AS hingga Rp 14.870 per dollar AS.

Sedangkan, untuk jangka panjang Dini berharap ada tindakan priced in setelah suku bunga The Fed naik di akhir tahun, sehingga rupiah berpeluang naik. Jangka panjang, Dini proyeksikan rupiah berada direntang Rp 14.600 per dollar AS hingga Rp 14.900 per dollar AS.

Sabtu, 10 November 2018

biografi pembisnis usaha yang sukses

iografi Chairul Tanjung - Pengusaha Indonesia

Chairul Tanjung lahir di Jakarta tanggal 16 juni 1962. Ayahnya bernama Abdul Ghafar Tanjung, dan berasal dari Sibolga, Sumatera Utara. Ayahnya merupakan seorang wartawan pada orde lama yang telah menerbitkan surat kabar beroplah kecil. Sedang Ibunya bernama Halimah, seorang wanita keturunan Cibadak, Jawa Barat.
Chairul Tanjung semasa muda hidup dalam keluarga yang sederhana dan tinggal bersama dengan enam saudara lainnya. Pada masa orde baru, ayahnya dipaksa tutup karena bersebrangan secara politik dengan penguasa saat itu. Keadaan ini membuat mereka tinggal di kamar losmen yang sempit.

Pendidikan
Chairul Tanjung bersekolah di SD Van Lith, Jakarta di tahun 1975. Kemudian melanjutkan sekolah menengahnya di SMP Van Lith, Jakarta, pada tahun 1978, yang kemudian melanjutkan bersekolah di SMA Negeri 1 Boedi Oetomo, Jakarta, di tahun 1981. Chairul Tanjung melanjutkan pendidikan kulliahnya di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia di tahun 1987, dan sempat meneruskan study di IPPM tahun 1993.
Semasa kuliah, Chairul Tanjung sempat bekerja sampingan dengan berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan membuka jasa foto kopi di kampus. Dia juga pernah mendirikan toko yang menjual peralatan khusus kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen, Jakarta Pusat.
Chairul Tanjung juga pernah mendapatkan penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional pada tahun 1984 - 1985.

Memulai Membangun Bisnis
Selesai lulus kuliah, Chaerul Tanjung bersama tiga orang rekannya mendirikan sebuah perusahaan yang mereka beri nama PT Pariarti Shindutama di tahun 1987. Dengan modal awal sekitar Rp 150.000.000,00 yang dipinjam dari Bank Exim, mereka memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor.
Bisnis berjalan baik, perusahaan tersebut langsung mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Akan tetapi karena perbedaan visi tentang ekspansi usaha, Chairul Tanjung memilih keluar dan mendirikan usaha sendiri.
Chaerul Tanjung memberi nama perusahaan barunya tersebut dengan nama Para Group. Perusahaan konglomerasi (perusahaan yang mempunya beragam bisnis dan memungkinkan tidak ada kaitan antara satu sama lain) ini mempunyai anak perusahaan di antaranya Para Inti Holdindo sebagai father holding company, yang membawahkan beberapa sub-holding, yakni Para Inti Investindo (media dan investasi), Para Global Investindo (bisnis keuangan), dan Para Inti Propertindo (properti).
Kehebatannya dalam membangun jaringan dan sebagai pengusaha, membuat bisnis yang ia kelola semakin berkembang. Chairul mereposisikan dirinya di tiga bisnis inti, yaitu; keuangan, properti, dan multimedia.
Chairul Tanjung memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial, antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah, dan Mega Finance.
Perusahaan tersebut membawahi Para Bali Propertindo,  Para Bandung Propertindo, Batam Indah Investindo, dan Mega Indah Propertindo. Para Group memiliki Bandung Supermall. Mall seluas 3 hektar ini menghabiskan dana Rp 99 miliar. Para Group meluncurkan Bandung Supermall sebagai Central Business District (pusat aktivitas bisnis) pada tahun 1999.
Di bidang investasi, pada awal 2010 Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp membeli sebagian besar saham Carefour Indonesia, yakni sejumlah 40 persen. MoU (memorandum of understanding) dalam pembelian saham Carrefour ini ditandatangani pada tanggal 12 Maret 2010 di Perancis.
Di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans7, Trans Fashion, Trans Lifestyle, Trans Studio, dan Mahagagaya Perdana.
Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Grup menjadi CT Corp pada tanggal 1 Desember 2011. CT Corp sendiri terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Trans Corp, Mega Corp, dan CT Global Resources yang meliputi media, layanan finansial, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam.
chairul tanjung si anak singkong
(image: inspihero.wordpress.com)

Tips Berbisnis dari Chairul Tanjung
Chairul Tanjung merupakan salah seorang pengusaha sukses dalam berbisnis. Dia memiliki beberapa cara agar bisnis yang dia kelola menjadi lebih baik dan tentunya sukses.
Chairul menyatakan bahwa dalam membangun bisnis, mengembangkan suatu jaringan adalah hal yang penting. Selain itu memiliki rekanan yang baik juga sangat diperlukan. Membangun relasi pun bukan hanya dengan perusahaan yang sudah ternama, tetapi juga pada perusahaan-perusahaan yang belum terkenal sekalipun. Bagi dirinya, pertemanan yang baik akan membantu proses berkembangnya bisnis yang dikerjakan. Ketika bisnis sedang dalam kondisi tidak bagus maka jejaring bisa diandalkan.
Dalam hal investasi, Chairul Tanjung memiliki idealisme bahwa perusahaan lokal pun bisa menjadi perusahaan yang mampu bersinergi dengan perusahaan-perusahaan multinasional. Dia tidak menutup diri untuk bekerja sama dengan perusahaan multinasional dari luar negeri.
Menurutnya modal memang penting dalam membangun dan mengembangkan bisnis/usaha. Selain itu, kemauan dan kerja keras, merupakan hal paling pokok yang harus dimiliki seseorang yang ingin sukses. Bagi dirinya mendapatkan mitra kerja yang handal adalah segalanya. Di mana membangun kepercayaan sama halnya dengan membangun integritas.
Dalam bisnis, Chairul menyatakan bahwa generasi muda sudah seharusnya mau menapaki tangga usaha satu persatu. Menurutnya membangun suatu bisnis tidak seperti membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan sebuah kesabaran, dan tak pernah menyerah. Jangan sampai banyak yang mengambil jalan seketika, karena dalam dunia usaha kesabaran adalah salah satu kunci utama dalam menngambil hati pasar.

Menjadi Menko Perekonomian
Pada tanggal 16 Mei 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN), Chairul Tanjung, sebagai Menko Perekonomian. Charul Tanjung menggantikan Hatta Rajasa yang telah resmi mengundurkan diri karena maju menjadi calon wapres Prabowo Subianto dalam pilpres 2014 dengan dukungan dari Partai Gerindra, PKS, PAN, Golkar dan PPP.
Pelantikan Chairul Tanjung dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Senin, 19 Mei 2014 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 2014. Di tanggal 27 Oktober 2014 Chairul Tanjung digantikan oleh Sofyan Djalil sebagai Menko Perekonomian.

Penghargaan
Pada tanggal 18 April 2015, Chairul Tanjung dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu kewirausahaan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Pengukuhan gelar tersebut dilakukan di ruang Garuda Mukti, Gedung Rektorat, kampus C Unair, Surabaya.
Chairul Tanjung juga mendapatkan penghargaan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Award di tahun 2015.

soal tugas M7 SOFKSILL MANAJEMEN PEMASARAN GLOBAL


1.      1. Suatu rancangan yang sistematis koleksi analisis dan laporan data dan temuan yang relevan terhadap situasi pemasaran tertentu yang dihadapi oleh perusahaan meriupakan pengertian dari...
a.       Riset pemasaran*
b.      Riset akuntansi
c.       Riset operasional 
2.      2.  Apa yang dimaksud riset deskriptif....
a.       Menguji hipotesis hubungan sebab-akibat
b.      Deskripsi fenomena*
c.       Mencari masalah dan menerapkan ide
3.       3. Yang bukan termasuk perusahaan riset dunia...
a.       The arbitron company (us)
b.      Gfk ag (germany)
c.       The risolt abudabi*
4.    4.    Yang bukan termasuk sumber data sekunder...
a.       Buku dan majalah
b.      Wawancara*
c.       Sumber internal
5.   5.     Orang peralatan dan prosedur untuk mengumpulkan menyortir menganalisis mengevaluasi dan mendistribusikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan tepat waktu dan akurat kepada pembuat keputusan pemasaran merupakan pengertian dari...
a.       Sistem informasi pemasaran*
b.      Sistem informasi manajemen
c.       Sistem informasi komputer
6.   6.    Yang bukan termasuk sumber data primer..
a.       Survei
b.      Observasi
c.       Bps*
7.       7. Yang bukan termasuk riset pemasaran yang baik ialah..
a.       Etis
b.      Kreatif
c.       Playgiat*
8.   8.    Yang bukan termasuk proses riset pemasaran ialah..
a.       Menyajikan hasil temuan
b.      Mengumpulkan informasi
c.       Mencopy punya orang secara diam-diam-*
9.     9.   Yang bukan termasuk kategori sistem intelijen bisnis global..
a.       Informasi
b.      Pasar
c.       Kelompok*
110. .   Metode apa yang digunakan saat observasi adalah..
a.       Telefon
b.      Surat*
c.       online